Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Merajan Menurut Ida Pandita Jaya Ashita Santi Yoga

Akriko.com - Halo jumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan memberikan informasi tentang apa itu merajan menurut Ida Pandita Jaya Ashita Santi Yoga yang saya kutip dari video yang di unggah oleh Bali TV, seperti apa penjelasannya, silakan simak di bawah ini.

Merajan berasal dari kata raja yang artinya adalah yang dimuliakan, mendapat awalan me sehingga menjadi merajan yaitu merupakan tempat untuk memuliakan. 

Sedangkan sanggah berasal dari kata sanggar yang artinya adalah tempat pemujaan, jadi merajan atau sanggah tersebut adalah merupakan tempat pemujaan. 

Bangunan utama yang ada pada sanggah atau pemerajan tersebut adalah sebuah pelingih yang disebut dengan sanggah kemulan. 

Sanggah sudah Titiang jelaskan yaitu tempat pemujaan, kemulan berasal dari kata mula yang artinya adalah asal ataupun sumber. 

Jadi sanggah kemulan tersebut merupakan pemujaan terhadap asal ataupun sumber. 

Asal atau sumber yang dimaksud adalah dari mana diri kita sebagai seorang manusia ini bersumber atau berasal, nah itulah yang dipuja pada sanggah kemulan yang umum disebut dengan Hyang kemulan. 

Adapun bangunan sanggah kemulan tersebut itu dibangun pada posisi purwa atau timur menghadap ke barat atau pascima. 

Kemudian bentuk daripada sanggah kemulan tersebut ada tiga tahapan dari sanggah kemulan. 

Tahapan yang paling bawah, itu disebut dengan batur kemulan biasanya bahan yang dipergunakan adalah paras atau bata

Kemudian tahapan tengahnya yaitu ada ruang yang disebut dengan ruang lepitan yaitu yang menghubungkan antara batur kemulan dengan ruang gedong Itu disebut dengan ruang lepitan. 

Kemudian yang paling atas, yang berjajar tiga itu adalah ruang gedong. 

Sanggah kemulan ini juga bisa disebut dengan sanggah kamimitan atau kawiwitan, atau kawitan. 

Karena itu artinya juga adalah asal atau sumber Makanya, bisa disebut dengan kawitan Yang sama juga fungsinya dengan kemulan. 

Nah, sanggah kemulan ini juga disebut, di daerah Punika, Wantah, Rong Telu Karena dia mempunyai ruang pada gedongnya adalah berjajar, secara horizontal adalah tiga ruangan.

Kemudian sejarah berdirinya daripada kemulan tersebut tidak terlepas dari kedatangan empu Kuturan itu pada abad 11 yang mana beliau seorang tokoh seorang Maharsi yang bisa menyatukan beberapa aliran kepercayaan yang ada di Bali ini kemudian disatukan dengan konsep yang bernama Tri Murti.

Penyatuan dari semua aliran tersebut ke dalam Tri Murti, makanya mulai saat itu di setiap Desa Pekraman harus dibangun pelinggih Tri Murti atau tempat pemujaan yang disebut dengan pura Kahyangan tiga dan dalam ruang lingkup yang lebih kecil di setiap karang Perumahan itu juga dibangun tempat pemujaan yang disebut dengan kemulan untuk memuja sang hang tri murti.

Nah itulah sejarah berdirinya tersebut  kenapa pelinggih kemulan itu ada di setiap pekarangan yang ditempati oleh umat Hindu yang khususnya berada di bali. Kalau kita lihat sastranya yang menguatkan bahwa pelinggih kemulan itu harus dibangun pada setiap pekarangan perumahan yaitu kita ambil dari lontar Siwagama.

Di sana jelas disebutkan begawan Manuhari beliau adalah pengikut daripada siwa atau siwa paksa beliau diperintah oleh Shrigondharapati untuk membangun sad kayangan yang menjadi tanggung jawab daripada seluruh umat manusia baik itu yang kecil sedang maupun besar.

Nah ringkasnya titiang katakan sanggah kemulan itu satu-satunya tempat pemujaan yang harus dibangun di setiap pekarangan. 

Jadi inilah dasar sastranya kenapa pelinggih kemuliaan tersebut harus dibangun pada setiap pekarangan yang ditempati oleh umat Hindu di Bali ini. 
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Pengertian Merajan Menurut Ida Pandita Jaya Ashita Santi Yoga"