Jejak Digital itu Kejam
Jaman sekarang adalah jaman internet dan sudah semua online. Contohnya adalah facebook ini dan media lain untuk berbagi tulisan, foto, video dan lain-lain.
Sebagai pengguna atau netizens yang pintar tentu saya anggap semua sudah paham dengan apa yang namanya privasi dalam bersosial media, mana konten yang sifatnya publik dan mana yang pribadi.
Setiap yang kita posting tersebut merupakan jejak digital yang mungkin akan bisa dilihat di waktu mendatang dan mungkin sudah dalam kondisi yang berbeda sehingga apa yang kita posting dulu sudah tidak relevan dengan yang sekarang.
Seperti halnya dalam dunia politik, dulu tokoh ini bilang A dan sekarang bilang B tentang lawan politiknya, yang artinya mungkin dia tidak konsisten dengan pernyataannya dulu dan sekarang. Itu semua karena politik itu dinamis.
Saya tidak akan membahas tentang politik, saya hanya berbagi tentang kejamnya jejak digital saat ini. Jadi sebelum menyesal karena penyesalan itu datangnya di kemudian hari. Jadi bijaklah dalam membuat konten di media sosial
Harus benar-benar dipisahkan mana konten yang bisa dikonsumsi publik dan mana konten pribadi, jangan sampai keduanya itu dicampur adukkan.
Konten publik bisa dilihat oleh siapa saja yang berada di facebook dan bahkan diluar media facebook seperti mesin pencari di internet. Konten akan menyebar secara luas tanpa bisa kita kontrol semuanya.
Selain itu konten yang bersifat publik akan sangat mudah dibagikan secara online dan juga bisa diunduh ke offline dan kemudian dibagikan lagi oleh orang lain di media miliknya.
Jika dalam konten itu ada nama atau wajah atau watermark milik kita dan kemudian konten tersebut bermasalah di kemudian hari, kita ingin menghapus konten tersebut, tentu kita tidak bisa melakukannya karena tidak ada pada kendali kita.
Oleh sebab itu sekali lagi silakan bedakan mana konten publik dan mana konten pribadi. Kadang kalau sedang merasa naik daun kita lupa dengan dua hal tersebut mana milik pribadi dan mana milik orang lain.
Jadi kesimpulannya adalah jejak digital itu kejam, buatlah konten yang aman dari hak cipta dan jangan pernah mengklaim milik orang lain meskipun konten tersebut tanpa hak cipta. Jadi buatlah konten yang isinya tidak akan menjadi masalah di kemudian hari yaitu dengan cara membuat konten original.
Nah itulah sedikit tulisan saya tentang konten di media sosial, semoga bermanfaat.
Sebagai pengguna atau netizens yang pintar tentu saya anggap semua sudah paham dengan apa yang namanya privasi dalam bersosial media, mana konten yang sifatnya publik dan mana yang pribadi.
Setiap yang kita posting tersebut merupakan jejak digital yang mungkin akan bisa dilihat di waktu mendatang dan mungkin sudah dalam kondisi yang berbeda sehingga apa yang kita posting dulu sudah tidak relevan dengan yang sekarang.
Seperti halnya dalam dunia politik, dulu tokoh ini bilang A dan sekarang bilang B tentang lawan politiknya, yang artinya mungkin dia tidak konsisten dengan pernyataannya dulu dan sekarang. Itu semua karena politik itu dinamis.
Saya tidak akan membahas tentang politik, saya hanya berbagi tentang kejamnya jejak digital saat ini. Jadi sebelum menyesal karena penyesalan itu datangnya di kemudian hari. Jadi bijaklah dalam membuat konten di media sosial
Harus benar-benar dipisahkan mana konten yang bisa dikonsumsi publik dan mana konten pribadi, jangan sampai keduanya itu dicampur adukkan.
Konten publik bisa dilihat oleh siapa saja yang berada di facebook dan bahkan diluar media facebook seperti mesin pencari di internet. Konten akan menyebar secara luas tanpa bisa kita kontrol semuanya.
Selain itu konten yang bersifat publik akan sangat mudah dibagikan secara online dan juga bisa diunduh ke offline dan kemudian dibagikan lagi oleh orang lain di media miliknya.
Jika dalam konten itu ada nama atau wajah atau watermark milik kita dan kemudian konten tersebut bermasalah di kemudian hari, kita ingin menghapus konten tersebut, tentu kita tidak bisa melakukannya karena tidak ada pada kendali kita.
Oleh sebab itu sekali lagi silakan bedakan mana konten publik dan mana konten pribadi. Kadang kalau sedang merasa naik daun kita lupa dengan dua hal tersebut mana milik pribadi dan mana milik orang lain.
Jadi kesimpulannya adalah jejak digital itu kejam, buatlah konten yang aman dari hak cipta dan jangan pernah mengklaim milik orang lain meskipun konten tersebut tanpa hak cipta. Jadi buatlah konten yang isinya tidak akan menjadi masalah di kemudian hari yaitu dengan cara membuat konten original.
Nah itulah sedikit tulisan saya tentang konten di media sosial, semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Jejak Digital itu Kejam"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih