Upacara Sudhi Wadani Bagi Mereka yang ingin Masuk Hindu
Om Swastiastu, Agama Hindu memang bisa di bilang Universal karena Agama Hindu bisa menerima siapa saja untuk memeluk Hindu tersebut, seluruh dunia mengenal Hindu sebagai agama yang damai dan paling fleksibel dan tetap pada kepercayaan terhadap Tuhan dalam berbagai Manifestasinya dan berdasarkan Weda yang merupakan kita suci agama Hindu.
Kali ini kita akan membahas tentang upacara Sudhi Wadani, upacara Sudhi Wadani ini merupakan uapcara yang dilaksanakan bagi seseorang atau kelompok yang ingin masuk menjadi umat Hindu. Sudhi wadani berasal dari kata sudhi dan wadani. Sudhi dari bahasa Sansekerta (f), yang berarti penyucian, persembahan, upacara pembersihan/penyucian. Kata yang sepadan dengan sudhi adalah suddha, yang berarti bersih, suci, cerah, putih tanpa cacat atau cela, Wadani berarti banyak perkataan, banyak pembicaraan. Jadi sudhi wadani adalah upacara dalam Hindu sebagai pengukuhan atau pengesahan ucapan atau janji seseorang yang secara tulus ikhlas dan hati suci menyatakan menganut agama hindu.
Biasanya ketika sepasang kekasih dan menikah dan berbeda keyakinan maka di situlah bisanya berlangsung upacara Sudhi Wadani. Misanya perempuan yang beragama non hIndu yang menikah dengan pria Hindu maka untuk menjadi satu keyakinan dengan suaminya maka istri harus ikut agama suami yakni Hindu dan pada saat itu istri akan dibuatkan upacara Sudhi Wadani sebagai bagian proses untuk masuk Agama Hindu.
Atau dalam kasus lain dan masih dalam pernikahan ketika ada perempuan yang beragama Hindu menikah dengan seorang pria bule dan beragama bukan Hindu. Pada saat akan menikah si bule memutuskan untuk menjadi pemeluk agama Hindu maka disana juga akan dibuatkan upacara Sudhi Wadani sebagai bagian untuk proses memeluk agama Hindu di Bali. Atau siapa saja yang sukarela ingin masuk agama Hindu meski tidak dalam upaya menyamakan keyakian dengan calon suami atau calon istri, siapa saja bisa memeluk Hindu dengan tulus ikhlas.
Dalam melaksanakan upacara Sudhi Wadani maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti yang dikutip dari hindubatam ada beberapa hal tersebut yang disebutkan dibawah ini.
1. Membuat surat pernyataan dengan tulus ikhlas untuk menganut agama Hindu, tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak lain.
2. Membuat surat permohonan kepada Parisadha Hindu dharma Indonesia setempat atau lembaga adat untuk pensuddhian.
3. Pas photo hitam putih ukuran 3x4cm sebanyak 2 lembar foto copy Kartu Tanda Penduduk.
4. Adanya saksi-saksi dalam pelaksanaan upacara Suddhi Wadani. Perlu diketahui dalam pelaksanaan upacara Suddhi Wadani tidak di tentukan batas umur bagi calon yang akan disudhikan karena upacara ini bersifat sebagai penyucian lahir bathin seseorang dan sebelum diatur persyaratan administrasi seperti tersebut tadi yang mana pelaksanaannya hanya dengan upakara dan disaksikan oleh masyarakat lingkungan.
1. Berwujud dedaunan, seperti : daun kelapa, daun enau, daun pisang, daun sirih, dan sebagainya.
2. Berwujud buah-buahan, seperti : buah kelapa, beras/padi, pinang, kacang-kacangan dan lain lain.
3. Berwujud bunga-bungaan atau kembang.
4. Berwujud air.
1. Yang bersangkutan (orang yang akan disudhiwadani) mengajukan permohonan pensudhian kepada PHDI setempat dengan melampirkan surat pernyataan masuk agama Hindu dan Paspoto.
2. Pihak Parisada sebagai penanggung jawab pelaksanaan upacara Sudhi wadani nenunjuk salah seorang rohaniawan untuk memimpin upacara, mempersiapkan upakara dan tempat pelaksanaan upacara.
3. Setelah ditentukan pemimpin upacara, Upakara, tempat upacara, Parisada memanggil calon yang akan disudhikan, biasanya di Pura atau tempat suci lainnya yang dipandang cocok.
4. Pemimpian upacara terlebih dulu mengantarkan upakara dengan puja mantra kehadapan Hyang Widhi beserta manifestasinya yang dipusatkan di Padmasana.
5. Calon yang disudhiwadani diharapkan sudah siap lahir batin dengan berpakaian bersih dan rapi serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Hyang Widhi sebagai saksi agung.
6. Upacara Byakala sebelum memasuki halaman tempat suci dengan doa :
“Om kaki bhuta penampik lara, kaki bhuta penampik klesa, ngunduraken bhaya kalaning manusaning hulun.
Om ksama sampurna ya nama”.
7. Setelah melaksanakan upacara Byakala, orang yang disuddhikan diantar masuk kedalam tempat suci, kemudian dilakukan upacara prayascita. Upacara ini bertujuan yang bersangkutan dapat dibersihkan dan disucikan dari kotoran sehingga Atma yang bersemayam dalam diri pribadinya dapat memancarkan sinarnya.
Doanya :
“ Om Sri Guru Saraswati, sarwa roga, sarwa papa, sarwa klesa, sarwa kali, kuluwasa ya namah swaha “.
8. Upacara selanjutnya adalah persembahan upakara berupa Tataban atau ayaban sebagai pernyataan terima kasih kehadapan Hyang Widhi.
Doanya :
“ Om Bhuktyantu sarwa dewa bhuktyantu tri
Loka natham sageneh sapariwarah, sarwagah, sadhasidasah “.
9. Setelah selesai menghaturkan upakara, pemimpin upacara membacakan pernyataan yang sudah di tulis oleh yang melakukan Suddhi Wadani, kemudian ditirukan dengan seksama. Adapun bunyi surat pernyataan yang ditulis pada blangko surat pernyataan oleh calon Suddhi Wadani adalah sebagai berikut :
a. Om tat Sat Ekam eva adwityam Brahman
Sang hyang widhi wasa hanya satu tidak ada duanya.
b. Satyam eva jayate
Hanya kebenaran yang jaya ( menang )
c. Dengan melaksanakan ajaran agama Hindu kebahagiaan pasti akan tercapai.
Kemudian selesai mengucapkan pernyataan tersebut, yang disuddhikan disuruh menepati pernyataannya itu dengan mengucapkan janji sebagai berikut :
a. Bahwa saya akan tunduk serta taat pada hukum Hindu.
b. Bahwa saya tetap akan berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran serta batin untuk dapat memenuhi kewajiban saya sebagai umat hindu.
Kemudian di lanjutkan dengan penandatanganan Surat Keterangan Sudhi Wadani, baik oleh yang bersangkutan maupun oleh para saksi-saksi.
10. Setelah penandatanganan selesai dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh pemimpin upacara guna memohon persaksian dan restu dari Hyang Widhi.
Adapun rangkaian persembahyangannya sebagai berikut :
a. Menyembah tanpa sarana ( tangan kosong ) yaitu tangan dicakupkan, diangkat setinggi dahi sehingga ujung jari sejajar ubun-ubun. Doanya : om atma tattwatma sadhanam swaha.
Artinya :
Hyang widhi yang merupaakn atma tattwa, sucikanlah hamba.
b. Menyembah dengan bunga/kembang.
Tangan menjepit bunga, ujung jari sejajar ubun-ubun ditujukan kehadapan Siwa Raditya, manifestasi Hyang widhi sebagai Dewa Surya untuk menyaksikan semua persembahan manusia.
Doanya :
Om adiyasya paramjyoti, raktateja namo stute
Sweta pankaja madhyasta bhaskara ya namo stute,
Om pranamya bhaskara dewam, sarwa klesa winasanam,
Pranamyaditya ciwartam bhukti mukhti warapradham,
Om rang ring sah parama ciwaditya namo namah swaha.
Artinya :
Hyang widhi hamba sembah Engkau dalam manifestasi sebagai sinar surya yang merah cemerlang, berkilauan cahaya-Mu, Engkau putih suci bersemayamditengah-tengah laksana teratai, Engkaulah Bhaskara yang hamba puja selalu.
Hyang widhi, cahaya sumber segala sinar binasa.
Karena Dikau adalah sumber bhukti dan mhukti, kesejahteraan hidup jasmani dan rohani. Hamba memuja-Mu, Hyang widhi paramaciwaditya.
c. Menyembah dengan Kwangen.
tangan menjepit Kwangen, ujung jari sejajar ubun-ubun sehingga permukaan kwangen berada lebih tinggi dari ubun-ubun. Pemujaan dengan kwangen ini ditujukan kehadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Ardanareswari.
Doanya :
Om, namah dewa adhistanaya, sarwa wyapiwai ciwaya,
Padmasana eka pratisthaya ardhanarecwaryainamo namah.
Artinya :
Hyang Widhi hamba memujuamu sebagai sumber sinar yang hamba muliakan, hamba memuja dikau sebagai Siwa penguasa semu makhluk, bertahta pada Padmasana sebagai satu-satunya penegak. Engkaulah satu-satunya wujud tunggal Ardanareswari yang hamba hormati.
d. Menyembah dengan Kwangen.
Tangan menjepit kwangen, ujung jari sejajar ubun-ubun ditujukan kehadapan Hyang Widhi guna memohon anugrah.
Doanya :
Om Anugraha manohara dewadatta nugrahaka
Arcanam sarwapujanam, namahsarwanugrahaka. Dewa-dewi mahasiddhi, yajnakita mulat idham, laksmisidhisca dhirgayuh, nirwignam sukha wrdhisca. Om ghring anugraha arcane ya namo namah swaha, om ghring anugraha manoharaya namo namah swaha.
Artinya :
Hyang widhi, limpahkanlah anugerah-Mu yang menggembirakan pada hamba, Hyang widhi maha pemurah yang melimpahkan segala kebahagiaan, yang dicita-citakan serta dipuji-puji dengan segala pujian. Hamba puja Engkau yang melimpahkan segala macam anugrah, sumber kesiddhian semua dewata yang semua berasal dari yajna kasih saying-Mu.
Limpahkanlah kemakmuran, kesiddhian, umur panjang serta keselamatan. Hamba puja dikau untuk dianugrahi kebaktian dan kebahagiaan.
e. Menyembah tanpa sarana.
Tangan dicakupkan diangkat sejajar dahi, sehingga ujung jari sejajar ubun-ubun. Tujuan menyembah terakhir ini untuk mengucapkan terima kasih atas anugrah yang dilimpahkan.
Doanya :
Om dewa suksma parama-achintya nama swaha
Om santih santih santih Om
Artinya :
Hyang widhi, hamba memuja-Mu dalam wujud suci yang gaib serta wujud maha agung tak dapat dipikirkan. Semoga semuanya damai dihati, damai didunia, damai selalu.
Dengan demikianlah berakhirlah rangkaian persembahyangan yang kemudian disusul dengan memohon tirtha ( air suci ) yang dipercikan, diminum, dan diraup.
Doanya :
Om pratama sudha, dwitya sudha, tritya sudha, sadham wari astu
Artinya :
Pertama suci, kedua suci, semoga disucikan dengan air ini.
11. Sebagai rangkaian terakhir dari pelaksanaan upacara Suddhi Wadani adalah Dharma Wacana yang diberikan oleh Parisaddha Hindu Dharma atau yang mewakili. Tujuan dharma wacana ini diberikan adalah untuk memberikan bekal dan tuntunan kepada umat hindu yang baru mulai menganut agama Hindu sehingga mereka mengetahui isi ajaran agama Hindu. Upacara ditutup dengan memberikan ucapan selamat oleh yang ikut menyaksikan berlangsungnya upacara pensudhian. Selanjutnya diakhiri dengan Parama santhi.
Nah itulah pengertian dari upacara Sudhi Wadani dan juga beberapa persyaratan untuk bisa memeluk Hindu Bali, semoga bermanfaat, Om Santhi,Santhi,Santhi om.
Kali ini kita akan membahas tentang upacara Sudhi Wadani, upacara Sudhi Wadani ini merupakan uapcara yang dilaksanakan bagi seseorang atau kelompok yang ingin masuk menjadi umat Hindu. Sudhi wadani berasal dari kata sudhi dan wadani. Sudhi dari bahasa Sansekerta (f), yang berarti penyucian, persembahan, upacara pembersihan/penyucian. Kata yang sepadan dengan sudhi adalah suddha, yang berarti bersih, suci, cerah, putih tanpa cacat atau cela, Wadani berarti banyak perkataan, banyak pembicaraan. Jadi sudhi wadani adalah upacara dalam Hindu sebagai pengukuhan atau pengesahan ucapan atau janji seseorang yang secara tulus ikhlas dan hati suci menyatakan menganut agama hindu.
Biasanya ketika sepasang kekasih dan menikah dan berbeda keyakinan maka di situlah bisanya berlangsung upacara Sudhi Wadani. Misanya perempuan yang beragama non hIndu yang menikah dengan pria Hindu maka untuk menjadi satu keyakinan dengan suaminya maka istri harus ikut agama suami yakni Hindu dan pada saat itu istri akan dibuatkan upacara Sudhi Wadani sebagai bagian proses untuk masuk Agama Hindu.
Atau dalam kasus lain dan masih dalam pernikahan ketika ada perempuan yang beragama Hindu menikah dengan seorang pria bule dan beragama bukan Hindu. Pada saat akan menikah si bule memutuskan untuk menjadi pemeluk agama Hindu maka disana juga akan dibuatkan upacara Sudhi Wadani sebagai bagian untuk proses memeluk agama Hindu di Bali. Atau siapa saja yang sukarela ingin masuk agama Hindu meski tidak dalam upaya menyamakan keyakian dengan calon suami atau calon istri, siapa saja bisa memeluk Hindu dengan tulus ikhlas.
Dalam melaksanakan upacara Sudhi Wadani maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti yang dikutip dari hindubatam ada beberapa hal tersebut yang disebutkan dibawah ini.
A. Persyaratan Administrasi
Bagi seseorang yang akan melaksanakan upacara Sudhi Wadani, baik yang di lakukan oleh perorangan maupun kolektip (massal) diwajibkan terlebih dahulu memenuhi persyaratan administrasi, diantaranya :1. Membuat surat pernyataan dengan tulus ikhlas untuk menganut agama Hindu, tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak lain.
2. Membuat surat permohonan kepada Parisadha Hindu dharma Indonesia setempat atau lembaga adat untuk pensuddhian.
3. Pas photo hitam putih ukuran 3x4cm sebanyak 2 lembar foto copy Kartu Tanda Penduduk.
4. Adanya saksi-saksi dalam pelaksanaan upacara Suddhi Wadani. Perlu diketahui dalam pelaksanaan upacara Suddhi Wadani tidak di tentukan batas umur bagi calon yang akan disudhikan karena upacara ini bersifat sebagai penyucian lahir bathin seseorang dan sebelum diatur persyaratan administrasi seperti tersebut tadi yang mana pelaksanaannya hanya dengan upakara dan disaksikan oleh masyarakat lingkungan.
B. Sarana upacara
Sarana Upacara selalu ditunjang dengan sarana Upakara yang sudah lazim terdiri dari :1. Berwujud dedaunan, seperti : daun kelapa, daun enau, daun pisang, daun sirih, dan sebagainya.
2. Berwujud buah-buahan, seperti : buah kelapa, beras/padi, pinang, kacang-kacangan dan lain lain.
3. Berwujud bunga-bungaan atau kembang.
4. Berwujud air.
C. Pelaksanaan Upacara :
1. Yang bersangkutan (orang yang akan disudhiwadani) mengajukan permohonan pensudhian kepada PHDI setempat dengan melampirkan surat pernyataan masuk agama Hindu dan Paspoto.
2. Pihak Parisada sebagai penanggung jawab pelaksanaan upacara Sudhi wadani nenunjuk salah seorang rohaniawan untuk memimpin upacara, mempersiapkan upakara dan tempat pelaksanaan upacara.
3. Setelah ditentukan pemimpin upacara, Upakara, tempat upacara, Parisada memanggil calon yang akan disudhikan, biasanya di Pura atau tempat suci lainnya yang dipandang cocok.
4. Pemimpian upacara terlebih dulu mengantarkan upakara dengan puja mantra kehadapan Hyang Widhi beserta manifestasinya yang dipusatkan di Padmasana.
5. Calon yang disudhiwadani diharapkan sudah siap lahir batin dengan berpakaian bersih dan rapi serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Hyang Widhi sebagai saksi agung.
6. Upacara Byakala sebelum memasuki halaman tempat suci dengan doa :
“Om kaki bhuta penampik lara, kaki bhuta penampik klesa, ngunduraken bhaya kalaning manusaning hulun.
Om ksama sampurna ya nama”.
7. Setelah melaksanakan upacara Byakala, orang yang disuddhikan diantar masuk kedalam tempat suci, kemudian dilakukan upacara prayascita. Upacara ini bertujuan yang bersangkutan dapat dibersihkan dan disucikan dari kotoran sehingga Atma yang bersemayam dalam diri pribadinya dapat memancarkan sinarnya.
Doanya :
“ Om Sri Guru Saraswati, sarwa roga, sarwa papa, sarwa klesa, sarwa kali, kuluwasa ya namah swaha “.
8. Upacara selanjutnya adalah persembahan upakara berupa Tataban atau ayaban sebagai pernyataan terima kasih kehadapan Hyang Widhi.
Doanya :
“ Om Bhuktyantu sarwa dewa bhuktyantu tri
Loka natham sageneh sapariwarah, sarwagah, sadhasidasah “.
9. Setelah selesai menghaturkan upakara, pemimpin upacara membacakan pernyataan yang sudah di tulis oleh yang melakukan Suddhi Wadani, kemudian ditirukan dengan seksama. Adapun bunyi surat pernyataan yang ditulis pada blangko surat pernyataan oleh calon Suddhi Wadani adalah sebagai berikut :
a. Om tat Sat Ekam eva adwityam Brahman
Sang hyang widhi wasa hanya satu tidak ada duanya.
b. Satyam eva jayate
Hanya kebenaran yang jaya ( menang )
c. Dengan melaksanakan ajaran agama Hindu kebahagiaan pasti akan tercapai.
Kemudian selesai mengucapkan pernyataan tersebut, yang disuddhikan disuruh menepati pernyataannya itu dengan mengucapkan janji sebagai berikut :
a. Bahwa saya akan tunduk serta taat pada hukum Hindu.
b. Bahwa saya tetap akan berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran serta batin untuk dapat memenuhi kewajiban saya sebagai umat hindu.
Kemudian di lanjutkan dengan penandatanganan Surat Keterangan Sudhi Wadani, baik oleh yang bersangkutan maupun oleh para saksi-saksi.
10. Setelah penandatanganan selesai dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh pemimpin upacara guna memohon persaksian dan restu dari Hyang Widhi.
Adapun rangkaian persembahyangannya sebagai berikut :
a. Menyembah tanpa sarana ( tangan kosong ) yaitu tangan dicakupkan, diangkat setinggi dahi sehingga ujung jari sejajar ubun-ubun. Doanya : om atma tattwatma sadhanam swaha.
Artinya :
Hyang widhi yang merupaakn atma tattwa, sucikanlah hamba.
b. Menyembah dengan bunga/kembang.
Tangan menjepit bunga, ujung jari sejajar ubun-ubun ditujukan kehadapan Siwa Raditya, manifestasi Hyang widhi sebagai Dewa Surya untuk menyaksikan semua persembahan manusia.
Doanya :
Om adiyasya paramjyoti, raktateja namo stute
Sweta pankaja madhyasta bhaskara ya namo stute,
Om pranamya bhaskara dewam, sarwa klesa winasanam,
Pranamyaditya ciwartam bhukti mukhti warapradham,
Om rang ring sah parama ciwaditya namo namah swaha.
Artinya :
Hyang widhi hamba sembah Engkau dalam manifestasi sebagai sinar surya yang merah cemerlang, berkilauan cahaya-Mu, Engkau putih suci bersemayamditengah-tengah laksana teratai, Engkaulah Bhaskara yang hamba puja selalu.
Hyang widhi, cahaya sumber segala sinar binasa.
Karena Dikau adalah sumber bhukti dan mhukti, kesejahteraan hidup jasmani dan rohani. Hamba memuja-Mu, Hyang widhi paramaciwaditya.
c. Menyembah dengan Kwangen.
tangan menjepit Kwangen, ujung jari sejajar ubun-ubun sehingga permukaan kwangen berada lebih tinggi dari ubun-ubun. Pemujaan dengan kwangen ini ditujukan kehadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Ardanareswari.
Doanya :
Om, namah dewa adhistanaya, sarwa wyapiwai ciwaya,
Padmasana eka pratisthaya ardhanarecwaryainamo namah.
Artinya :
Hyang Widhi hamba memujuamu sebagai sumber sinar yang hamba muliakan, hamba memuja dikau sebagai Siwa penguasa semu makhluk, bertahta pada Padmasana sebagai satu-satunya penegak. Engkaulah satu-satunya wujud tunggal Ardanareswari yang hamba hormati.
d. Menyembah dengan Kwangen.
Tangan menjepit kwangen, ujung jari sejajar ubun-ubun ditujukan kehadapan Hyang Widhi guna memohon anugrah.
Doanya :
Om Anugraha manohara dewadatta nugrahaka
Arcanam sarwapujanam, namahsarwanugrahaka. Dewa-dewi mahasiddhi, yajnakita mulat idham, laksmisidhisca dhirgayuh, nirwignam sukha wrdhisca. Om ghring anugraha arcane ya namo namah swaha, om ghring anugraha manoharaya namo namah swaha.
Artinya :
Hyang widhi, limpahkanlah anugerah-Mu yang menggembirakan pada hamba, Hyang widhi maha pemurah yang melimpahkan segala kebahagiaan, yang dicita-citakan serta dipuji-puji dengan segala pujian. Hamba puja Engkau yang melimpahkan segala macam anugrah, sumber kesiddhian semua dewata yang semua berasal dari yajna kasih saying-Mu.
Limpahkanlah kemakmuran, kesiddhian, umur panjang serta keselamatan. Hamba puja dikau untuk dianugrahi kebaktian dan kebahagiaan.
e. Menyembah tanpa sarana.
Tangan dicakupkan diangkat sejajar dahi, sehingga ujung jari sejajar ubun-ubun. Tujuan menyembah terakhir ini untuk mengucapkan terima kasih atas anugrah yang dilimpahkan.
Doanya :
Om dewa suksma parama-achintya nama swaha
Om santih santih santih Om
Artinya :
Hyang widhi, hamba memuja-Mu dalam wujud suci yang gaib serta wujud maha agung tak dapat dipikirkan. Semoga semuanya damai dihati, damai didunia, damai selalu.
Dengan demikianlah berakhirlah rangkaian persembahyangan yang kemudian disusul dengan memohon tirtha ( air suci ) yang dipercikan, diminum, dan diraup.
Doanya :
Om pratama sudha, dwitya sudha, tritya sudha, sadham wari astu
Artinya :
Pertama suci, kedua suci, semoga disucikan dengan air ini.
11. Sebagai rangkaian terakhir dari pelaksanaan upacara Suddhi Wadani adalah Dharma Wacana yang diberikan oleh Parisaddha Hindu Dharma atau yang mewakili. Tujuan dharma wacana ini diberikan adalah untuk memberikan bekal dan tuntunan kepada umat hindu yang baru mulai menganut agama Hindu sehingga mereka mengetahui isi ajaran agama Hindu. Upacara ditutup dengan memberikan ucapan selamat oleh yang ikut menyaksikan berlangsungnya upacara pensudhian. Selanjutnya diakhiri dengan Parama santhi.
Nah itulah pengertian dari upacara Sudhi Wadani dan juga beberapa persyaratan untuk bisa memeluk Hindu Bali, semoga bermanfaat, Om Santhi,Santhi,Santhi om.
Om Swastiastu.. Bila sdh melakukan proses upacara trsebut di atas ,untuk selanjutnya apakah qt wajib melaksanakan upacara lainnya..? Seperti metatah, otonan 3bln, ,dll..
BalasHapus