Air Terjun Tinggarsari di Busungbiu Buleleng
Akriko.com - Keberadaan air terjun Tinggarsari ini mungkin belum banyak orang yang mengetahui. Air terjun yang terletak di desa Tinggarsari Kecamatan Busungbiu Buleleng ini baru terdengar dan ramai dibicarakan oleh netizen sejak setahun lalu. Sebenarnya saya juga sudah lama pernah mendengar air terjun Tinggarsari ini, namun karena tidak tahu persis lokasinya, maka saya urungkan niat untuk datang ke air terjun ini.
Kebetulan pada hari Jumat (10/06/2016) saya melewati jalan raya Pupuan untuk berkunjung ke Vihara Dharma Giri melihat Patung Budha Tidur, nah kebetulan saat melintas saya melihat penunjuk arah dengan nama Tinggarsari, maka saya langsung berfikir, mungkin lokasi air terjunnya sudah dekat. Namun saat itu tujuan utama adalah Vihara Dharma Giri maka saya berkunjung dulu ke Vihara tersebut.
Setelah selesai menikmati suasana di Vihara Dharma Giri maka saya pun balik ke Singaraja. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih lagi 5 km dari Vihara Dharma Giri kamu akan melihat pertigaan ke kanan dan penunjuk arah menuju desa Tinggarsari.
Setelah selesai menikmati suasana di Vihara Dharma Giri maka saya pun balik ke Singaraja. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih lagi 5 km dari Vihara Dharma Giri kamu akan melihat pertigaan ke kanan dan penunjuk arah menuju desa Tinggarsari.
Kebetulan waktu itu ada seorang Pria yang sedang berdiri di dekat pertigaan itu, saya pun bertanya kepada Bapak itu tentang Air Terjun Tinggarsari ini. Ternyata memang benar jalan menuju air terjun Tinggarsari memang lewat jalan itu. Setelah selesai bertanya dengan Bapak itu dan tidak lupa mengucapkan terimakasih atas informasinya, saya pun stater motor dan melanjutkan perjalanan menuju air terjun Tinggarsari.
Setelah masuk ke jalan menuju desa Tinggarsari kamu akan melewati jalan yang tidak begitu lebar dan juga ada beberapa tanjakan dan tikungan yang lumayan curam namun dengan aspal yang bagus.
Setelah menempuh jarak kurang lebih lagi 4 km maka disebelah kanan jalan ada tulisan Air terjun maka kamu masuk ke jalan itu. Jalannya kecil kurang lebih dengan lebar 2 m, namun sudah dibeton hanya cukup untuk sepeda motor saja, namun ada beberapa titik jalan yang berlumpur. Kamu harus melewati jalur itu sekitar lagi 1.6 km untuk bisa mencapai lokasi air terjun Tinggarsari.
Jalan menuju air terjun Tinggarsari itu baru dibeton pada bulan mei 2015 lalu, pekerjaan pembetonan jalan itu merupakan kegiatan Karya Bhakti Terpadu yang dilakukan secara serentak di seluruh Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Karya Bakti ini merupakan wujud sinergitas antara Pemkab Buleleng dan Kodim 1609 Buleleng yang sangat baik.
Saat saya melewati jalan itu suasananya sepi hampir tidak ada orang yang melintas baik berjalan kaki atau naik sepeda motor. Namun pada beberapa titik saya melihat ada beberapa sepeda motor yang parkir namun tidak tahu orangnya pada kemana. Setelah melewati jalur itu dengan penuh ekstra hati-hati karena disamping kanan jalan itu adalah kebun yang curam.
Setelah sampai pada lokasi air terjun, saya melihat bekas bangunan dari kayu yang sudah rusak, sepertinya itu bekas tempat berjualan. Selain itu saya juga melihat satu sepeda motor yang parkir, saya pun merasa senang pasti ini orang yang sedang berkunjung ke air terjun. Namun setelah saya selesai parkir dan menuju lokasi air terjun dengan berjalan kaki lagi beberapa meter ternyata di sana tidak ada orang. Setelah sampai di lokasi air terjun suasananya sangat sejuk tinggi air terjun ini kurang lebih 20 m dengan debit air yang besar.
Tidak banyak hal yang bisa saya lakukan disana, cuma berfoto-foto saja, mau mandi tapi takut karena tidak tahu kondisi airnya dalam atau dangkal. Entah kenapa setelah beberapa lama disana kok perasaan jadi merinding gitu. Saya perhatikan tempat ini seperti tidak terawat dan jarang orang yang mengunjungi, terlihat dari rumput yang tinggi ditengah jalan saat menuju air terjun.
Selain itu ada juga bangunan baru yakni empat kamar mandi yang masih baru dan bau catnya masih bisa tercium dengan pekat, namun kondisi kamar mandi ini sudah hancur dan tidak terawat. Terlihat pintu yang terbuat dari plastik hancur dan sudah tidak terpasang dan terbengkalai dipinggir bangunan kamar mandi tersebut.
Setelah melihat kamar mandi itu saya malah jadi tambah merinding dan tidak lama-lama saya disana akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan lokasi air terjun Tinggarsari itu. Entah itu cuma perasaan saya saja atau memang disana angker saya kurang tahu. Dulu waktu saya berkunjung ke Air terjun Nungnung juga sendirian tidak merasa setakut itu. Sudahlah mungkin itu hanya perasaan saya saja mungkin karena capek.
Saat kembali menuju jalan utama, kali ini sempat berpapasan dengan seorang naik motor dan terasa agak sulit berpapasan karena jalannya kecil jadi harus mengalah salah satu untuk menepi untuk membiarkan pemotor dari lawan arah untuk lewat. Nah itulah kisah perjalanan saya saat menuju Air Terjun Tinggarsari ini, semoga bermanfaat.
Jalan menuju air terjun Tinggarsari itu baru dibeton pada bulan mei 2015 lalu, pekerjaan pembetonan jalan itu merupakan kegiatan Karya Bhakti Terpadu yang dilakukan secara serentak di seluruh Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Karya Bakti ini merupakan wujud sinergitas antara Pemkab Buleleng dan Kodim 1609 Buleleng yang sangat baik.
Saat saya melewati jalan itu suasananya sepi hampir tidak ada orang yang melintas baik berjalan kaki atau naik sepeda motor. Namun pada beberapa titik saya melihat ada beberapa sepeda motor yang parkir namun tidak tahu orangnya pada kemana. Setelah melewati jalur itu dengan penuh ekstra hati-hati karena disamping kanan jalan itu adalah kebun yang curam.
Setelah sampai pada lokasi air terjun, saya melihat bekas bangunan dari kayu yang sudah rusak, sepertinya itu bekas tempat berjualan. Selain itu saya juga melihat satu sepeda motor yang parkir, saya pun merasa senang pasti ini orang yang sedang berkunjung ke air terjun. Namun setelah saya selesai parkir dan menuju lokasi air terjun dengan berjalan kaki lagi beberapa meter ternyata di sana tidak ada orang. Setelah sampai di lokasi air terjun suasananya sangat sejuk tinggi air terjun ini kurang lebih 20 m dengan debit air yang besar.
Tidak banyak hal yang bisa saya lakukan disana, cuma berfoto-foto saja, mau mandi tapi takut karena tidak tahu kondisi airnya dalam atau dangkal. Entah kenapa setelah beberapa lama disana kok perasaan jadi merinding gitu. Saya perhatikan tempat ini seperti tidak terawat dan jarang orang yang mengunjungi, terlihat dari rumput yang tinggi ditengah jalan saat menuju air terjun.
Selain itu ada juga bangunan baru yakni empat kamar mandi yang masih baru dan bau catnya masih bisa tercium dengan pekat, namun kondisi kamar mandi ini sudah hancur dan tidak terawat. Terlihat pintu yang terbuat dari plastik hancur dan sudah tidak terpasang dan terbengkalai dipinggir bangunan kamar mandi tersebut.
Setelah melihat kamar mandi itu saya malah jadi tambah merinding dan tidak lama-lama saya disana akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan lokasi air terjun Tinggarsari itu. Entah itu cuma perasaan saya saja atau memang disana angker saya kurang tahu. Dulu waktu saya berkunjung ke Air terjun Nungnung juga sendirian tidak merasa setakut itu. Sudahlah mungkin itu hanya perasaan saya saja mungkin karena capek.
Saat kembali menuju jalan utama, kali ini sempat berpapasan dengan seorang naik motor dan terasa agak sulit berpapasan karena jalannya kecil jadi harus mengalah salah satu untuk menepi untuk membiarkan pemotor dari lawan arah untuk lewat. Nah itulah kisah perjalanan saya saat menuju Air Terjun Tinggarsari ini, semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Air Terjun Tinggarsari di Busungbiu Buleleng"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih