Makna Melukat Bagi Umat Hindu
Melukat mungkin hampir semua umat Hindu sudah pernah mendengar kata melukat tersebut dan hampir semua umat Hindu juga sudah tahu tempat melukat itu dimana, namun meskipun demikian saya akan coba ceritakan lagi tentang apa melukat itu dan dimana tempat melukat dan kapan waktu yang tepat untuk melukat. Melukat adalah salah satu ciri khas spiritualisme Hindu. Sebab melukat telah ada sejak jaman Veda, dimana dalam Veda sendiri tentang melukat ada dibahas dalam belasan sloka. Tapi dalam agama lain juga ada, seperti misalnya dalam tata cara Buddha di Tibet dan Kamboja.
Melukat berasal dari kata Lukat yang artinya membersihkan jadi Melukat adalah menerima pembersihan dan penyembuhan langsung dari Ibu pertiwi dan Bapak alam semesta. Medianya adalah air, karena air di alam berfungsi sebagai media pengantar dan sekaligus sumber vibrasi energi suci alam semesta yang sangat baik. Energi-energi negatif yang menghambat di dalam diri kita dicerai-beraikan, untuk kemudian diselaraskan dengan energi alam semesta yang suci. Fenomena ketidakseimbangan aliran energi ini sendiri bisa dideteksi sejak awal mula sekali, melalui kondisi kesehatan kita dan bagaimana riak-riak emosi dan perasaan kita sendiri.
Pada umumnya melukat ini secara kasat mata membersihkan tubuh atau badan kasar kita dengan sarana air. Namun lebih dari itu sebenarnya melukat ini adalah pembersihan jiwa dan raga dari segala kekotoran raga dan menjernihkan pikiran dengan memberikan kesejukan pada ubun-ubun untuk tetap bisa berfikir positif. Nah oleh sebab itu ada beberapa hal yang harus diketahui saat akan melakukan melukat ini.
Pertama adalah pikiran dan badan kita ini ibarat gelas yang akan menampung energi alam dan energi alam ibarat air yang akan mengisi gelas tersebut. Semakin bersih pikiran kita dari sad ripu, semakin besar ”gelas-nya”, sehingga semakin banyak energi suci alam yang bisa ”ditampung” dan hasilnya tentu semakin baik. Tapi jangan khawatir bagi orang yang merasa bathin dan kesehariannya kurang bersih. Bagi orang yang tidak-tenang, gelisah, banyak marah, banyak benci, penuh nafsu, dll, justru melukat bisa sangat membantu menetralisir energi-energi negatif di dalam diri kita. Tapi dengan catatan hal ini harus dilakukan dengan benar dan rutin, sehingga melukat dapat menjadi hal yang sangat membantu meningkatkan pertumbuhan jiwa kita.
Kedua adalah lokasi melukat biasanya melukat dilaksanakan di tempat-tempat yang hening, di gunung-gunung atau daerah pegunungan pada pertemuan dua buah sungai atau campuhan, di sanalah para maharsi mendapatkan pemikiran yang jernih. Kalau di Bali biasanya tempat yang paling banyak di datangi untuk melukat adalah Pura Tirta Empul yang ada di Tampak Siring Gianyar, Pura Tirtha Empul Gunung Kawi, Sebatu Tegallalang, Gianyar dan belakangan ini banyak juga yang melukat di Pura Tirta Sudamala di Bangli. Selain tempat alami tersebut kadang ada juga orang yang melukat ke Griya, di sana kita melukat dengan tirta yang sudah diberikan mantra oleh Ratu Pedanda, seperti yang dilakukan oleh Ida Panditha Mpu Budha Alit Maharsi Parama Daksa. Bahkan yang datang ke sana bukan orang Bali saja bahkan banyak Bule yang datang melukat ke sana.
Ketiga ada teknik atau tata cara melukat, biasanya Di bagian penjelasan tentang tehnik ini ada dua hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita yakni Pertama : persembahyangan, baik sebelum melukat maupun setelah melukat, dimanapun kita melukat, sebaiknya kita sembahyang dahulu sebelum melukat. Kedua : Tanpa busana sebaiknya melukat tanpa busana atau biasanya menggunakan kain saja dan memakai selendang ketika akan melukat di pancuran.
Pada umumnya melukat ini secara kasat mata membersihkan tubuh atau badan kasar kita dengan sarana air. Namun lebih dari itu sebenarnya melukat ini adalah pembersihan jiwa dan raga dari segala kekotoran raga dan menjernihkan pikiran dengan memberikan kesejukan pada ubun-ubun untuk tetap bisa berfikir positif. Nah oleh sebab itu ada beberapa hal yang harus diketahui saat akan melakukan melukat ini.
Pertama adalah pikiran dan badan kita ini ibarat gelas yang akan menampung energi alam dan energi alam ibarat air yang akan mengisi gelas tersebut. Semakin bersih pikiran kita dari sad ripu, semakin besar ”gelas-nya”, sehingga semakin banyak energi suci alam yang bisa ”ditampung” dan hasilnya tentu semakin baik. Tapi jangan khawatir bagi orang yang merasa bathin dan kesehariannya kurang bersih. Bagi orang yang tidak-tenang, gelisah, banyak marah, banyak benci, penuh nafsu, dll, justru melukat bisa sangat membantu menetralisir energi-energi negatif di dalam diri kita. Tapi dengan catatan hal ini harus dilakukan dengan benar dan rutin, sehingga melukat dapat menjadi hal yang sangat membantu meningkatkan pertumbuhan jiwa kita.
Kedua adalah lokasi melukat biasanya melukat dilaksanakan di tempat-tempat yang hening, di gunung-gunung atau daerah pegunungan pada pertemuan dua buah sungai atau campuhan, di sanalah para maharsi mendapatkan pemikiran yang jernih. Kalau di Bali biasanya tempat yang paling banyak di datangi untuk melukat adalah Pura Tirta Empul yang ada di Tampak Siring Gianyar, Pura Tirtha Empul Gunung Kawi, Sebatu Tegallalang, Gianyar dan belakangan ini banyak juga yang melukat di Pura Tirta Sudamala di Bangli. Selain tempat alami tersebut kadang ada juga orang yang melukat ke Griya, di sana kita melukat dengan tirta yang sudah diberikan mantra oleh Ratu Pedanda, seperti yang dilakukan oleh Ida Panditha Mpu Budha Alit Maharsi Parama Daksa. Bahkan yang datang ke sana bukan orang Bali saja bahkan banyak Bule yang datang melukat ke sana.
Ketiga ada teknik atau tata cara melukat, biasanya Di bagian penjelasan tentang tehnik ini ada dua hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita yakni Pertama : persembahyangan, baik sebelum melukat maupun setelah melukat, dimanapun kita melukat, sebaiknya kita sembahyang dahulu sebelum melukat. Kedua : Tanpa busana sebaiknya melukat tanpa busana atau biasanya menggunakan kain saja dan memakai selendang ketika akan melukat di pancuran.
Keempat adalah Waktu Sebenarnya waktu untuk melukat baik dan bisa dilakukan kapan saja setiap saat. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu vibrasi kosmik alam semesta lebih kuat dibandingkan hari-hari lainnya. Veda menyebutkan bahwa matahari mempengaruhi kepribadian kita dan bulan mempengaruhi pikiran kita. Kalender Bali dan Kalender Jawa (dengan dewasa ayu / hari baik-nya) sebenarnya adalah buku petunjuk yang selaras dengan Veda, yang diwariskan oleh tetua kita untuk kita semua, untuk bisa membantu kita mengenali hari-hari mana saja yang memiliki vibrasi alam yang kuat untuk kegiatan spiritual tertentu.
Setelah kita mengetahui beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melukat maka muncul pertanyaan, siapa saja yang boleh melukat? Selama ini kita sering melihat orang yang melukat itu bukan orang Bali atau orang Hindu saja, namun belakangan ini orang yang bukan Hindu juga ikut melukat dan bahkan banyak juga Bule yang ikut melukat. Seperti pada gambar di atas, nampak Julia Perez sedang melukat di Tirta Empul dengan memakai kain sampai menutup dada dan juga dengan memakia selendang. Nah itulah sedikit penjelasan tentang Melukat menurut umat Hindu Bali, semoga bermanfaat.
Apakah agama lain boleh ikut melukat?
BalasHapus