Makna Kata Astungkara, Svaha, Tathastu
Om Swastiastu, beberapa tahun belakangan ini kita sebagai orang Bali yang beragama Hindu mungkin sudah sering mendengar kata Astungkara, Svaha dan Tathastu namun kadang mungkin ada orang yang tidak tahu apa sebenarnya makan saat kita mengucapkan ketiga kata tersebut dan kapan kita boleh mengucapkan kata tersebut supaya sesuai dengan konteks kalimat yang mengikuti atau diikuti oleh ketiga kata tersebut.
Kata Astungkara berasal dari kata Astu dan kara yang mendapat sisipan "ng". Kata Astu berarti semoga terjadi dan Kara berarti penyebab, dalam hal ini merujuk kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi kata Astungkara itu berarti semoga terjadi atas kehendak-Nya. Jika dipadankan dengan bahasa saudara kita umat Muslim, Astungkara ini serupa dengan kata "Isya Allah". Jadi seperti itulah makna atau pengertian Astungkara jika dilihat dari asal katanya.
Sementara itu Svaha adalah nama dari permaisuri Dewa Agni, Svaha ini merupakan sebuah yel-yel rohani dan juga berarti semoga diberkati. Svaha atau Swaha adalah kata yang biasa diucapkan di akhir sebuah mantra. Seperti kata Om yang diucapkan saat mengawali pembacaan atau pengucapan Mantra makan kata Swaha diucapkan pada akhir mantra.
Sementara itu kata Tathastu berasal dari kata Tat dan Astu, Tat itu berarti "itu", kata itu merujuk pada kata atau doa atau permohonan yang telah diucapkan sebelumnya, sedangkan Astu berarti semoga terjadi. Jadi kata Tathastu berarti terjadilah seperti itu, Jika dipadankan dengan bahasa saudara kita umat Muslim, Tathastu ini serupa dengan kata "Amin". Jadi seperti itulah makna atau pengertian Tathastu jika dilihat dari asal katanya.
Saat kapan sebaiknya menggunakan kata Astungkara, Svaha dan Tathastu?
Astungkara diucapkan saat kita sedang menyampaikan ucapan, keinginan dan doa pribadi kita kepada Tuhan, misalnya sering kita melihat sebuah status di media sosial yang menulis sebuah status yang berisi kata Astungkara. Contohnya, "Astungkara, nanti bisa menjawab soal ujian dengan baik, benar dan tepat waktu". Nah seperti itulah contohnya, misalkan contoh lainnya seperti ini "Astungkara, perjalanan saya nanti tanpa menemui hambatan dan selamat sampai di tujuan, Tathastu".
Kata Svaha diucapkan di akhir pengucapan sebuah mantra suci, setiap menghaturkan persembahan atau setiap menuangkan persembahan ke dalam api suci. Kita sering mengucapkan kata Swhaa ini saat kita melakukan Kramaning Sembah terutama mantra Kramaning Sembah bagian pertama dan terkahir (kelima).
Kata Tathastu diucapkan untuk meng-amini atau ikut mendoakan apa yang menjadi harapan orang dan doa orang lain supaya bisa terwujud sesuai dengan harapan orang tersebut. Sebagai kata untuk meng-amni, biasanya kata Tathastu ini diucapkan oleh orang lain sebagai bentuk dukungan kepada orang lain yang sedang berharap sesuatu kepada Tuhan. Contoh yang sederhana mungkin seperti ini, "Astungkara, tahun depan saya bisa menikah sesuai rencana" orang lain yang mendengar atau orang yang diajak bicara bisa mengucapkan "Tathastu".
Kesimpulannya adalah kata Astungkara, Swaha dan Tathastu adalah sebuah kata suci yang diucapkan untuk sebuah doa yang tulus dan ikhlas, doa yang baik untuk kebaikan dan tidak boleh mengucapkan kata tersebut untuk doa yang bersifat mencelakakan orang lain atau mengharapkan orang lain sengsara. Jadi sudah pahamkan bagaimana penggunaan kata Astungkara, Swaha dan Tathastu yang tepat, semoga bermanfaat. Om Santhi, Santhi, Santhi Om.
Kata Astungkara berasal dari kata Astu dan kara yang mendapat sisipan "ng". Kata Astu berarti semoga terjadi dan Kara berarti penyebab, dalam hal ini merujuk kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi kata Astungkara itu berarti semoga terjadi atas kehendak-Nya. Jika dipadankan dengan bahasa saudara kita umat Muslim, Astungkara ini serupa dengan kata "Isya Allah". Jadi seperti itulah makna atau pengertian Astungkara jika dilihat dari asal katanya.
Sementara itu Svaha adalah nama dari permaisuri Dewa Agni, Svaha ini merupakan sebuah yel-yel rohani dan juga berarti semoga diberkati. Svaha atau Swaha adalah kata yang biasa diucapkan di akhir sebuah mantra. Seperti kata Om yang diucapkan saat mengawali pembacaan atau pengucapan Mantra makan kata Swaha diucapkan pada akhir mantra.
Sementara itu kata Tathastu berasal dari kata Tat dan Astu, Tat itu berarti "itu", kata itu merujuk pada kata atau doa atau permohonan yang telah diucapkan sebelumnya, sedangkan Astu berarti semoga terjadi. Jadi kata Tathastu berarti terjadilah seperti itu, Jika dipadankan dengan bahasa saudara kita umat Muslim, Tathastu ini serupa dengan kata "Amin". Jadi seperti itulah makna atau pengertian Tathastu jika dilihat dari asal katanya.
Saat kapan sebaiknya menggunakan kata Astungkara, Svaha dan Tathastu?
Astungkara diucapkan saat kita sedang menyampaikan ucapan, keinginan dan doa pribadi kita kepada Tuhan, misalnya sering kita melihat sebuah status di media sosial yang menulis sebuah status yang berisi kata Astungkara. Contohnya, "Astungkara, nanti bisa menjawab soal ujian dengan baik, benar dan tepat waktu". Nah seperti itulah contohnya, misalkan contoh lainnya seperti ini "Astungkara, perjalanan saya nanti tanpa menemui hambatan dan selamat sampai di tujuan, Tathastu".
Kata Svaha diucapkan di akhir pengucapan sebuah mantra suci, setiap menghaturkan persembahan atau setiap menuangkan persembahan ke dalam api suci. Kita sering mengucapkan kata Swhaa ini saat kita melakukan Kramaning Sembah terutama mantra Kramaning Sembah bagian pertama dan terkahir (kelima).
Kata Tathastu diucapkan untuk meng-amini atau ikut mendoakan apa yang menjadi harapan orang dan doa orang lain supaya bisa terwujud sesuai dengan harapan orang tersebut. Sebagai kata untuk meng-amni, biasanya kata Tathastu ini diucapkan oleh orang lain sebagai bentuk dukungan kepada orang lain yang sedang berharap sesuatu kepada Tuhan. Contoh yang sederhana mungkin seperti ini, "Astungkara, tahun depan saya bisa menikah sesuai rencana" orang lain yang mendengar atau orang yang diajak bicara bisa mengucapkan "Tathastu".
Kesimpulannya adalah kata Astungkara, Swaha dan Tathastu adalah sebuah kata suci yang diucapkan untuk sebuah doa yang tulus dan ikhlas, doa yang baik untuk kebaikan dan tidak boleh mengucapkan kata tersebut untuk doa yang bersifat mencelakakan orang lain atau mengharapkan orang lain sengsara. Jadi sudah pahamkan bagaimana penggunaan kata Astungkara, Swaha dan Tathastu yang tepat, semoga bermanfaat. Om Santhi, Santhi, Santhi Om.
Thanks infonya sangat bermanfaat
BalasHapus