Kenangan Imlek selama tahun 1985 sampai tahun 2004 berkat usaha Gipang
Foto terakhir sebelum usaha ini di tutup sekitar tahun 2003 |
Cerita ini di mulai sekitar
tahun 80an, dimana saat itu saya masih kecil dan belum sekolah, saat itu saya
masih berumur kurang lebih 5 tahun, ayah saya memulai usaha kecil membuat kue
gipang dimana ayah saya mendapat ilmu atau cara-cara membuat kue gipang ini
dari alm. pamannya dan saya masih ingat kakek saya itu. Gipang ini terbuat dari
nasi yang dikeringkan (jemur) kemudian digoreng terus dicampur dengan gula
merah dan gula beco yang direbus, cara membuatnya bagi saya sangat susah dan
prosesnya banyak dan saya tidak akan menceritakannya disini karna itu resep
rahasia.
Seiring jalannya waktu
semakin hari usaha ayah saya itu semakin berkembang, tepatnya pada tahun 90an
usaha ayah saya itu sedang jaya-jayanya, pernah ada kasus roti beracun entah
itu benar atau salah saat itu saya masih kecil jadi saya tidak tahu, intinya
semua roti atau kue pabrikan dari luar itu di beritakan mengandung racun, nah
pada saat itulah order permintaan kue gipang naik sampai 3 kali lipat sampai
kualahan memenuhi pesanan, penuh syukur kami ucapkan berkat usaha itu bapak
saya bisa membangun sebuah rumah yang masih ditempati sampai sekarang.
Pemasaran kue ini hanya dalam
kota saja bahkan untuk memenuhi pasar lokal pun kadang masih kualahan apa lagi
harus mengirim keluar kota, tetapi sekali-kali masih bisa memenuhi pesanan dari
luar kota, dan itu pun harus dikerjakan dengan lembur, pada saat itu Bapak saya
sudah punya pelanggan tetap yang menampung semua produksi kue, nama tokonya
adalah toko Subur, kerjasama terjalin dengan baik selama bertahun-tahun, selama
itu pun hubungan seperti saudara meskipun berbeda keyakinan, tetapi itulah
indahnya, kebetulan dia keturunan tionghoa jadi kalau menjelang imlek seperti
ini selalu kena berkah imlek, dimana saat menjelang imlek keluaga saya selalu
mendapat kiriman sekota kue dari yang punya toko dan sudah pasti dalam kotak
itu ada kue keranjang yang identik dengan Imlek, begitu juga sebaliknya Bapak
saya sering memberikan buah ke dia, kebetulan dirumah paling banyak ada
rambutan maka rambutan paling sering dikasih dan kadang juga buah mangga.
Seiring berjalannya waktu
perjalan kue gipang pun mulai terpinggirkan oleh kue-kue pabrikan yang lebih
modern, produksi semakin sedikit meskipun masih tetap ada yang meminta tetapi
tidak dalam jumlah yang besar, bapak saya pun mulai usaha baru yaitu usaha
dagang dengan membuka warung dirumah, tetapi produksi kue masih tetap
berlangsung, seriring waktu yang terus menyingkirkan kue gipang pada akhirnya
sekitar tahun 2004 ayah saya memutuskan untuk berhenti memproduksi kue gipang
dan fokus pada usaha warung yang dibuka yang syukur semakin berkembang sampai
sekarang.
Seiring ditutupnya usaha kue
gipang, maka silahturahmi pun lama-lama semakin terlupakan, entah apa
penyebabnya saya juga lupa sejak tahun berapa keluarga kami sudah tidak pernah
menerima kue imlek lagi, dan saya dengar kabar kalau Pelanggan saya pemilik
toko subur tersebut sudah meninggal, tetapi tokonya masih tetap berjalan
seperti biasa. Dan akhirnya usaha dagang Bapak saya terus berjalan sampai
sekarang sehingga bisa menghidupi kami sekeluarga, banyak sekali kenangan
dengan kue Gipang saat itu dari tahun kurang lebih 1986 - 2004 kami sekelurga
diberikan rezeki tapi apa daya kami tidak bisa mempertahankan existensinya
tetapi kami tetap tidak akan melupakan masa-masa itu.
Meskipun demikian Bapak
saya tidak putus asa, masih diberikan rezeki ditempat usaha lain, dengan
berdagang, sebenarnya banyak sekali pekerjaan yang pernah diambil oleh bapak
saya, seperti tukang bangunan, sopir, bahkan sempat membuat usaha kacang garing
sebelum memulai usaha Gipang, intinya adalah apapun pekerjaan yang diambil
sepanjang itu halal harus ditekuni dan jangan putus asa ketika mulai menemui
kebuntuan dan Tuhan akan selalu memberikan jalan untuk umatnya yang terus mau
berusaha. Mungkin hanya itu sedikit
cerita saya tentang imlek yang sekaligus cerita perjuangan Bapak saya untuk
bisa menghidupi keluarga kecil kami, Kami semua anak-anakmu Bangga padamu
Bapak! Sambil menangis saya terharu dengan cerita ini ketika saya harus
mengingat perjuangan Bapak saya ketika itu, kedepannya semoga anak-anakmu ini
bisa membahagiakanmu kelak! Astungkara!!
Posting Komentar untuk "Kenangan Imlek selama tahun 1985 sampai tahun 2004 berkat usaha Gipang"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih