Kebebasan berekspresi menunjukkan pembentukan jati diri.
Kebebasan berekspresi bukan berarti sebebas-bebasnya tanpa batasan, yang dimaksudkan disini adalah kebasan yang wajar tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. mungkin dengan penjelasan diatas sudah mewakili apa saja ekspresi yang wajar. Jika sejak usia dini orang tua sadar dengan perkembangan anaknya, maka akan lebih mudah untuk mengarahkan anaknya untuk menjadi apa dikemudian hari tanpa harus dipaksakan oleh orang tua atau anaknya memaksakan untuk menjadi apa yang di inginkan orang tua.
Kehidupan ini memang beragam ada yang kaya, berkecukupan bahkan ada hidupnya yang serba kekurangan. Meskipun kaya tapi kadang orang tua terlalu sibuk dengan urusan bisnis sampai lupa atau tidak sempat mengurus anaknya dan bahkan anaknya hanya di urus oleh seorang pengasuh, dan tak jarang dalam kondisi seperti ini seorang anak tidak akrab dan tidak kenal dengan orang tuanya terutama si Ibu. Seperti yang termuat dalam iklan Narkoba yang ingin diperhatikan oleh orang tuanya supaya tidak terjerumus dalam kehidupan yang liar dan lari ke dalam kehidupan Narkoba, karena seorang anak tidak cukup hanya di beri uang tanpa dibekali dengan kehidupan dan kasih sayang dari Orang tua.
Disisi kehidupan lainnya meski dalam kehidupan pas-pasan tapi mereka masih bisa berkumpul antara anak dan orang tua sering berkomunikasi secara langsung, meskipun sekarang banyak sarana komunikasi yang membuat begitu mudah untuk berhubungan walau jarak yang jauh, mungkin kehidupan seperti ini jauh lebih sempurna dari pada kehidupn yang saya jelaskan diatas.
Tapi terkadang kedua kehidupan tersebut tidak menjamin seorang anak tidak terjerumus ke dalam kehidupan yang bebas, terutama anak muda atau ABG entah pria atau wanita selalu ingin mencoba untuk tahu hal yang baru yang mungin menurut mereka itu baik. Terkadang ada orang tua yang terlalu banyak melarang anaknya dan tidak boleh melakukan apapun sepanjang menurut orang tuanya itu tidak baik bagi anaknya, mungkin dihadapan orang tuanya seorang anak bisa mendengarkan dan mematuhi semua larangan tersebut, tapi mungkin setelah orang tuanya tidak ada atau tidak sempat mengawasi maka disanalah seorang anak akan mengexpresikan dirinya didepan orang orang, baik yang mereka kenal maupun yang tidak kenal, dari kasus ini mereka akan cenderung menjadi pengikut karna tidak ada kebebasan untuk mengexpresikan dirinya. Mereka cenderung akan mengikuti temannya dimana mereka bisa mengekspresikan dirinya tanpa diketahui oleh orang tuanya.
Karena tidak diberikan kesempatan oleh orang tuanya, makan seorang anak akan berusaha dengan sembunyi-sembunyi untuk mengetahui hal baru, dan hal ini akan membuat mereka tidak jujur terhadap orang tua untuk bisa mengulangi kegiatan tersebut. Jika ini dibiarkan berlama-lama maka anak akan terus terjerumus ke dalam hal tersebut dan jika sang anak menyadari maka mereka bisa memutuskan untuk meneruskan atau mengakhiri, tapi pada jiwa yang masih labil sepertinya susah untuk memutuskan seperti itu.
Kesimpulanya adalah seburuk apapun hal yang ingin dicoba ketika hal itu masih wajar maka alangkah baiknya diberikan ijin dan memberikan sedikit pembekalan, karna dengan demikian orang tua tahu apa yang dilakukan anaknya dan orang tua bisa mengawasi anaknya. mungkin hanya demikian tulisan ini yang tak jelas mulai dari mana dan berakhir dimana, semoga bisa memberi sedikit pencerahan dan jika ada yang tidak jelas bisa tanya ke saya atau melalui google. sekian dan terimakasih.
Posting Komentar untuk "Kebebasan berekspresi menunjukkan pembentukan jati diri."
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih