Pengertian Panca Nyama Brata dan Bagiannya
Om Swastyastu, sebelumnya saya sudah tulis tentang pengertian Panca Yama Brata dan Bagiannya, kali ini saya akan mencoba menulis tentang Panca Nyama Brata dan bagian-bagiannya. Biasanya keduanya dibahas menjadi satu dimana ada Panca Yama Brata di situ juga dibahas tentang Panca Nyama Brata, makanya keduanya sering digabungkan menjadi Panca Yama dan Nyama Brata dalam pembahasannya.
Pengertian Panca Nyama Brata adalah lima sifat atau sikap pengendalian diri yang diarahkan pada tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin atau sering juga disebut sebagai pengendalian diri tingkat kedua. Panca Nyama Brata terdiri dari lima bagian yaitu:
Akroda artinya tidak marah, kemarahan adalah salah satu musuh dalam diri manusia maka dari itu sifat marah perlu dikendalikan dengan kesabaran dan sifat rendah hati. Untuk itu latihlah diri untuk bisa mengendalikan marah dengan cara memupuk sifat cinta kasih terhadap sesama, bersifat sabar, bersifat tenang, tidak mudah emosi dan mengendalikan pikiran dan keinginan.
Guru Susrusa artinya hormat dan bakti terhadap Guru karena telah mengajarkan kita banyak ilmu tentang agama dan kebaikkan. Kita harus taat dan tekun dalam menjalankan ajaran-ajaran dan nasehat Guru, karena setiap ajaran dan nasehat Guru pasti untuk kebaikkan. Ada empat Guru yang harus dihormati yang disebut dengan Catur Guru yang terdiri dari:
Guru Rupaka/Reka yaitu orang tua.
Guru Pengajian yaitu Guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan di sekolah.
Guru Wisesa yaitu Pemerintah yang memberikan perlindungan kepada setiap warga negaranya.
Guru Swadyaya yaitu Guru alam semesta atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena Beliulah guru dari segala Guru yang ada di dunia ini.
Dalam penerapannya hormat kepada Guru, seorang anak didik seahrusnya mempunyai sifat berikut ini supaya menjadi murid yang baik dan suskses.
Adhyaya artinya rajin belajar.
Swadyaya artinya belajar sendiri.
Arcana artinya melakukan pemujaan.
Brata artinya melakukan pengendalian diri atau pentangan.
Guru Rupaka/Reka yaitu orang tua.
Guru Pengajian yaitu Guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan di sekolah.
Guru Wisesa yaitu Pemerintah yang memberikan perlindungan kepada setiap warga negaranya.
Guru Swadyaya yaitu Guru alam semesta atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena Beliulah guru dari segala Guru yang ada di dunia ini.
Dalam penerapannya hormat kepada Guru, seorang anak didik seahrusnya mempunyai sifat berikut ini supaya menjadi murid yang baik dan suskses.
Adhyaya artinya rajin belajar.
Swadyaya artinya belajar sendiri.
Arcana artinya melakukan pemujaan.
Brata artinya melakukan pengendalian diri atau pentangan.
Sauca artinya suci lahir dan bathin, hal ini dapat dilakukan dengan menyucikan tiga dasar perilaku yang biasanya disebut dengan Tri Kaya Parisuda yang terdiri dari tiga bagian yakni:
Manacika artinya menyucikan diri dalam pikiran.
Wacika artinya menyucikan diri dalam perkataan.
Kayika artinya menyucikan diri dalam perilaku atau perbuatan.
Tri Kaya Parisuda tersebut sering kita ucapkan saat melaksakan puja Tri Sandya bait ke-6.
Dalam kitab Silakrama disebutkan bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh atau jiwa dibersihkan dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.
Manacika artinya menyucikan diri dalam pikiran.
Wacika artinya menyucikan diri dalam perkataan.
Kayika artinya menyucikan diri dalam perilaku atau perbuatan.
Tri Kaya Parisuda tersebut sering kita ucapkan saat melaksakan puja Tri Sandya bait ke-6.
Dalam kitab Silakrama disebutkan bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh atau jiwa dibersihkan dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.
Aharalagawa artinya makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh kita dan tidak membuang makanan, bisa juga diartikan makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan gizi tubuh kita. Makanan yang kita makan dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
Bersifat Satwika contohnya nasi, buah, susu, sayuran, madu dan kacang-kacangan.
Bersifat Rajasika contohnya makanan yang pedas.
Bersifat Tamasika contohnya makanan yang sudah basi atau tidak layak untuk dimakan.
Bersifat Satwika contohnya nasi, buah, susu, sayuran, madu dan kacang-kacangan.
Bersifat Rajasika contohnya makanan yang pedas.
Bersifat Tamasika contohnya makanan yang sudah basi atau tidak layak untuk dimakan.
Apramada artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban atau lalai. Kelalaian menyebabkan petaka dan kehancuran. Orang kadang sering lalai dengan masalah yang kecil namun kadang bisa berakibat fatal. Apramada juga berarti tidak sombong karena sifat sombong itu berbahaya karena bisa menimbulkan permusuhan.
Nah itulah penjelasan serta bagian-bagian dari Panca Nyama Brata, semoga bermanfaat, Om Santhi, Santhi, Santhi Om.
Posting Komentar untuk "Pengertian Panca Nyama Brata dan Bagiannya"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih