Patung KB dengan Empat Anak di Bali
Sebuah patung keluarga berencana (KB) dibangun diperbatasan Desa Baluk dan Desa Banyubiru Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Bali dimana patung itu menggambarkan keluarga yang terdiri dari orang tua dan empat orang anak, kenapa empat orang anak? biasanya program KB nasional itu harusnya dua anak saja cukup? Kalau di Bali mungkin akan berbeda karena di Bali punya kearifan lokal tentang sebuah nama yang terdiri dari empat tingkat. Konsep patung empat anak tersebut adalah untuk menghargai kearifan
lokal Bali yang telah diberikan secara turun-temurun. Sebelum program KB dengan konsep dua anak cukup,
warga Bali telah mengenal pembatasan anak yang jumlahnya empat.
Patung setinggi sekira 2,5 meter tersebut terdapat prasasti yang bertuliskan "Patung Keluarga Bali Lestari" sehingga setiap keluarga di Bali memiliki empat anak yang namanya di awali dengan sebutan Wayan untuk anak pertama, Made untuk anak kedua, Nyoman untuk anak ketiga dan Ketut untuk anak keempat. Selain itu nama tersebut di Bali juga ada inisial yang membedakan nama itu dipakai oleh seorang pria atau wanita. Pada sebuah nama di Bali di depannya diberi tambahan huruf I untuk dipakai pada seorang lelaki dan kata Ni untuk di pakai pada nama seorang wanita, misalnya untuk nama pria menjadi I Wayan atau I Made atau I Nyoman dan I Ketut sedangkan untuk nama seorang wanita menjadi Ni Wayan atau Ni Made atau Ni Nyoman dan Ni Ketut.
Berikut ini adalah cerita singkat atau asal-usul nama orang Bali, yang pertama nama Wayan berasal dari kata “wayahan" yang artinya yang paling matang atau paling tua. Nama anak kedua adalah Made yang berakar dari kata "Madia" yang artinya tengah. Anak ketiga dipanggil Nyoman yang secara etimologi berasal dari kata "uman" yang bermakna “sisa” atau “akhir”. Jadi menurut pandangan hidup orang Bali, sebaiknya sebuah keluarga memiliki tiga anak saja. Setelah beranak tiga, Anak keempat di beri nama Ketut, berasal dari kata kuno "Kitut" yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang. Ia adalah anak "bonus" yang tersayang.
Karena program KB yang dianjurkan pemerintah, semakin sedikit orang Bali yang bernama Ketut. Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang Bali akan punahnya sebutan kesayangan Ketut ini.Nah mungkin berakar dari kekhawatiran tersebut maka didirikanlah patung Keluarga Berencana (KB) dengan empat anak untuk melestarikan kearifan lokal tentang nama Bali.
Pada zaman dahulu sebelum adanya program KB satu keluarga di Bali bisa memiliki anak lebih dari 4 bahkan bisa punya anak sampai 12 anak, maka dari itu ada juga sebutan nama orang Bali selain Wayan, Made, Nyoman dan Ketut. Untuk anak setelah anak keempat orang Bali bisa memakai sebutan Gede, Kadek, Komang nama Ketut tetap dipakai kemudian ada juga Putu, Luh, Nengah, Cening. Untuk nama Gede, Putu, Kadek, Nengah dan Cening bisa dipakai untuk nama seorang anak laki dan perempuan sedangkan nama Luh khusus untuk nama seorang anak perempuan.
Nah itulah sedikit asal-usul nama orang Bali dan pemakaiannya untuk anak dan juga mungkin sebagai alasan untuk dibangunnya patung Keluarga Berencana dengan empat anak di Jembrana, Bali, semoga bermanfaat.
Patung setinggi sekira 2,5 meter tersebut terdapat prasasti yang bertuliskan "Patung Keluarga Bali Lestari" sehingga setiap keluarga di Bali memiliki empat anak yang namanya di awali dengan sebutan Wayan untuk anak pertama, Made untuk anak kedua, Nyoman untuk anak ketiga dan Ketut untuk anak keempat. Selain itu nama tersebut di Bali juga ada inisial yang membedakan nama itu dipakai oleh seorang pria atau wanita. Pada sebuah nama di Bali di depannya diberi tambahan huruf I untuk dipakai pada seorang lelaki dan kata Ni untuk di pakai pada nama seorang wanita, misalnya untuk nama pria menjadi I Wayan atau I Made atau I Nyoman dan I Ketut sedangkan untuk nama seorang wanita menjadi Ni Wayan atau Ni Made atau Ni Nyoman dan Ni Ketut.
Berikut ini adalah cerita singkat atau asal-usul nama orang Bali, yang pertama nama Wayan berasal dari kata “wayahan" yang artinya yang paling matang atau paling tua. Nama anak kedua adalah Made yang berakar dari kata "Madia" yang artinya tengah. Anak ketiga dipanggil Nyoman yang secara etimologi berasal dari kata "uman" yang bermakna “sisa” atau “akhir”. Jadi menurut pandangan hidup orang Bali, sebaiknya sebuah keluarga memiliki tiga anak saja. Setelah beranak tiga, Anak keempat di beri nama Ketut, berasal dari kata kuno "Kitut" yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang. Ia adalah anak "bonus" yang tersayang.
Karena program KB yang dianjurkan pemerintah, semakin sedikit orang Bali yang bernama Ketut. Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang Bali akan punahnya sebutan kesayangan Ketut ini.Nah mungkin berakar dari kekhawatiran tersebut maka didirikanlah patung Keluarga Berencana (KB) dengan empat anak untuk melestarikan kearifan lokal tentang nama Bali.
Pada zaman dahulu sebelum adanya program KB satu keluarga di Bali bisa memiliki anak lebih dari 4 bahkan bisa punya anak sampai 12 anak, maka dari itu ada juga sebutan nama orang Bali selain Wayan, Made, Nyoman dan Ketut. Untuk anak setelah anak keempat orang Bali bisa memakai sebutan Gede, Kadek, Komang nama Ketut tetap dipakai kemudian ada juga Putu, Luh, Nengah, Cening. Untuk nama Gede, Putu, Kadek, Nengah dan Cening bisa dipakai untuk nama seorang anak laki dan perempuan sedangkan nama Luh khusus untuk nama seorang anak perempuan.
Nah itulah sedikit asal-usul nama orang Bali dan pemakaiannya untuk anak dan juga mungkin sebagai alasan untuk dibangunnya patung Keluarga Berencana dengan empat anak di Jembrana, Bali, semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Patung KB dengan Empat Anak di Bali"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih